Seuntai lirik dari salah satu lagu nasyid seorang munsyid, sangatlah
menginspirasi hidupku. rayuan yang berhembus penuh makna, membawa semangat
baru, menumbuhkan rasa cinta, membawa angin kesabaran, menyampaikan berita gembira
dan memberi harapan baru.
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri ma'aflah kami ; ampunilah kami ; dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (al-Baqarah 286)
Teman, tak sedikit dari kita, yang kala diberi ujian menjadi futur, akal sehat menjadi hilang
seolah berputar 180o menjadi akal yang sakit, kita menjadi berani
mencaci maki orang lain, mencaci teman, mencaci keluarga, mencaci orang tua, bahkan
berani mencaci maki tuhan kita. kita tak puas dan tak menerima akan ujian
yang menimpa kita. Ini semua karena
ruhani kita dangkal, dangkal akan ilmu agama, dangkal dari akhlaq yang baik,
dangkal dari aqidah yang lurus, padahal sudah jelas Allah berkata “Aku tidak
akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”.
Kawanku, tapi banyak pula dari kita, kala diberi ujian bisa bersabar, meyakini bahwa ujian adalah
bentuk kecintaan Allah kepada hambanya serta senantiasa menjalani ujian sebagai
bentuk ibadah dan bentuk ketaatannya kepada Allah swt. Ini semua tak terlepas
dari kondisi ruhani kita yang kuat dan senantiasa di charge dan diupgrade. Dan
yang paling penting senantiasa mengazzamkan dalam hati kalimat “Tuhan tahu kita
mampu, Allah tahu kita mampu”
Sahabatku, Allah tidak pernah memberikan ujian kepada
hamba-Nya jika Ia tidak mengetahui batas kemampuan dari hamba-Nya. Ya, Allah
itu maha tahu, maha mengenal akan segala ciptaan-Nya, baik itu yang ukurannya
besar atau yang terkecil sekalipun. Tiada satupun dari semua makhluk-Nya yang
luput dari pandangan dan rencana-Nya. Begitu pun untuk kita “manusia”. Allah
lebih tahu akan kemampuan dan kapasitas kita sebagai makhluk ciptaan-Nya
dibanding diri kita sendiri.
Kemudian,
ü Mengapa kita
harus merasa sendiri, marah, dan takut kala ujian datang kepada kita?
Padahal ada
Allah yang lebih mengetahui kapasitas dan kemampuan kita.
ü Mengapa kita
harus merasa tidak sanggup melaksanakan sesuatu?
Padahal ada
Allah tempat kita dapat bergantung dan mengadu.
ü Mengapa kita harus
merasa begitu terpuruk, sedih dan galau kala ikhtiar tidak sesuai dengan
harapan?
Padahal ada Allah
yang dapat menghibur dan melapangkan hati kita.
ü Mengapa kita
harus merasa berat kala ujian datang melanda ?
Padahal ada
Allah yang senantiasa memberi ujian sesuai kemampuan hambanya, dan bukankah
setelah kesulitan ada kemudahan.
ü Mengapa kita
harus tertekan akan permasalahan hidup kita?
Padahal ada
Allah yang Maha Besar, Maha kuasa atas segala sesuatu, Maha membolak-balik
sesuatu.
Kawan, bukankah ALLAH selalu ada untuk kita?
Ya, bukankah Allah tahu bahwa kita mampu?
Sahabatku,
“Tuhan tahu kita mampu”, 4 kata yang
bisa mengubah segalanya.
Kala kita terjatuh, kita percaya bahwa
kita bisa bangkit.
Kala kita sakit, kita percaya bahwa
kita bisa sembuh.
Kala kita susah, kita percaya
dibalik kesusahan ada kemudahan.
Kala kita merasa tidak mampu, kita percaya
bahwa kita mampu.
Sungguh 4 kata penuh makna.
Dan yakinlah sahabat, jika kita berhasil
melewati semua ujian yang allah ujikan kepada kita, maka kita telah melewati
satu masa dalam hidup kita dengan sangat hebat, kita telah menulis sejarah
besar dalam buka sejarah hidup kita.
Setiap dari kita adalah manusia hebat, manusia yang luar biasa, setiap dari kita adalah makhluk yang kuat, dan setiap dari kita adalah sosok yang dapat diandalkan.
Maka dari itu, percayalah pada diri kita sendiri. Percayalah bahwa kita dapat melalui semua itu. Yakinlah bahwa setiap ujian adalah wujud dari kecintaan Allah kepada hamba-Nya. Yakinilah bahwa kita bisa, bahwa kita mampu. Karena Allah pun tahu kita mampu!
Sahabat, tugas kita hanya berdo’a yang kita iringi dengan ikhtiar yang sebenar-benarnya ikhtiar, dan Allah yang menentukan segalanya.
Bersandarlah hanya pada allah, maksimalkan ikhtiar kita, selebihnya biarlah allah memberikan pertolongan kepada kita dari pintu mana saja yang allah kehendaki.
”Jika allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu, jika allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada allah saja orang-orang mukmin bertawakal”. (QS. Ali-Imran : 160)Jika kita sedih, kecewa, dan galau, itu wajar/manusiawi. tapi yang terpenting adalah bagaimana kita bisa tetap untuk sabar, tetap berbaiksangka kepada Allah, jangan terlalu menyesali, meratapi atau menangisi dan bersedih terus menerus atas segala ujian. serta tidak berusaha bangkit, itu semua tidak akan bisa merubah keadaan. Sahabatku, lebih baik kita sabar, berlapang dada merelakan apa yang harus direlakan, ikhtiar dan baiksangka kepada allah, serta yakin sepenuh hati bahwa allah tidak akan memberikan cobaan melebihi kemampuan kita
“TUHAN TAHU KITA MAMPU”
"Saat tak ada bahu yang dapat engkau jadikan sandaran, ingat, masih ada sejadah yang dapat engkau tempati untuk bersujud"
Semuanya telah terpampang jelas di hadapan
kita. Tinggal bagaimana kita bisa menyikapi ujian yang datang dengan baik dan
bijaksana.
Keep Istiqomah, Keep smile, pray, try and believe then let it fly away. Hamasah!!
(Luthfi Arif Fadillah)
COMMENTS