Jalan dakwah. Jalan yang sebelumnya sangat asing bagiku dan baru mengenal dan melaluinya di kampus tercinta Politeknik Negeri Bandung (POLBAN). Paradigma dakwah sebelumnya hanyalah khutbah di mesjid atau madrasah, ternyata tidak hanya itu, dakwah ini sangat luas dan jalannyapun begitu panjang, berat, dan orang-orangnya sedikit. Awal mula masuk jalan ini sekedar ingin aktif saja di kegiatan keislaman di kampus yang sebelumnya organisasi keislaman ini tidak kutemui di SMP, SMA, ataupun di lingkungan rumah. Nama organisasi keislaman tersebut cukup hanya terdengar ada di sekolah lain ataupun di kampung sebelah. Sungguh fenomena yang cukup miris.

Saat mulai kuliah saya ikuti beberapa kajian yang diadakan Asosiasi Mahasiswa Islam (Assalam) ataupun Kesatuan Aksi Mahasiswa Islam (KAMMI). Yang menarik hati di moment kajian itu adalah saat Open House KAMMI. Agenda-agenda  KAMMI seperti kajian keislaman ataupun agenda kemasyarakatan seperti ngajar ngaji, baksos, PHBI, dll ditambah pemateri saat itu yaitu Kang Ferry, beliau begitu menginspirasi dengan prestasi akademik yang luar biasa menjadi daya tarik tersendiri, yang pada akhirnya membuat saya ikut gabung di KAMMI.

Pasca gabung KAMMI pun, itu jadi awal saya mengecap yang namanya mentoring, atau di KAMMI lebih dikenal Majelis KAMMI (MK). MK ini menjadi kegiatan yang membuat betah di KAMMI karena di sana banyak dikenalkan sejarah islam, ukhuwah islamiyah, pergerakan politik, dan ilmu keislaman lainnya yang merupakan salah satu tujuan saya aktif di organisasi keislaman.

Di Assalam sendiri baru mulai aktif di  semester II. Di Assalam saya berada di Badan Koordinasi Mentoring (BKM) dan di KAMMI di Departemen Kajian dan Strategi (Kastra). Pada awal-awal aktif di kedua wajihah (organisasi) tersebut niat/ghirah dakwah sama sekali belum ada, yang dilakukan saat itu hanya senang saja bisa aktif di kegiatan-kegiatan keislaman.

Tiba waktu di Gebyar Ramadhan dari KAMMI. Di kepanitiaan dekorasi dan dokumentasi (dekdok) ikhwan-nya hanya saya yang aktif dan ini menjadi pengalaman serta momentum yang luar biasa saya di dunia dakwah. Di kepanitiaan ini saya dikenalkan bagaimana koordinasi ikhwan-akhwat, pertama kalinya memimpin syuro, dan yang paling tidak bisa dilupakan adalah bergembira ria dengan anak-anak Desa Ciwaruga, perasaan bahagia sangat kental menyelimuti hari-hari itu. Di sinilah momentum semangat meninggi dan ingin terus istiqamah di jalan dakwah.

Waktu terus bergulir, semangat di jalan dakwah semakin meninggi, baik di Assalam ataupun di KAMMI dan cukup mobile aktif di kedua wajihah tersebut. Di BKM Assalam sendiri sempat merasakan kejenuhan karena tiap 2 minggu hanya mengurus mentoring dan itu-itu saja terus. Namun di akhir-akhir mulai betah karena cukup terkaryakan dengan menjadi ketuplak mentoring yang memberikan pengalaman public speaking, yaitu sambutan di depan umum yang merupakan salah satu tujuan aktif di beberapa organisasi.

Pada tanggal 23 Desember 2013, inalillahi wa inna ilaihi raajiuun, saya diamanahkan menjadi kadept di BKM, padahal waktu itu saya masih awam pengetahuan di mentoring baik itu pemahaman mentoring ataupun pengelolaan mentoring itu sendiri.

Hari demi hari dijalani, banyak kekurangan dari berbagai sisi yang harus di evaluasi. Hingga tiba di pertengahan semester genap, ada beberapa pernyataan yang membuat miris dan cukup tersentak. BKM ini di judge hanya sebagai EO (Event Organizer), essensi mentoring sendiri belum dapat di MPAI ini
“bahwa mentoring bukan sekedar media transfer ilmu, tapi yang paling penting adalah bagaimana ikatan batin antara mentor dan mentee terbentuk”,
Source: 123rf.com


Dan memang itupun dirasakan oleh korwat (koordinator akhwat) BKM, Teh Widdy, yang juga merasakan kehampaan selama ini di BKM. Di samping pernyataan-pernyataan tadi, hal senada disampaikan oleh panitia dosen yang menyatakan ghirah kami berkurang dari kepengurusan sebelumnya dan banyak koordinasi yang kurang baik dengan pihak direktorat dalam komunikasi, urusan adminisatrasi, dll. Semua itu cukup jadi tamparan buat saya pribadi sebagai mas’ul (pemimpin) apalagi waktu itu memasuki bulan ke-6 pengembanan amanah ini.

Perlahan, semua itu mencoba kami perbaiki. Dimulai dari penguatan internal dengan penguatan ruhiyah, pemahaman, dan penyamaan suhu kembali meskipun tidak semua kader bisa dikondisikan dengan baik. Mutaba’ah amalan yaumiah memang kurang terkondisikan dengan baik untuk semua anggota, namun di beberapa panitia mentoring yang langsung berhubungan dengan dosen alhamdulillah cukup terkondisikan.

Alhamdullillah dengan beberapa panitia mentoring yang terkondisikan, semua itu disalurkan ke panitia lainnya pada khususnya saat Grand Closing Mentoring (GCM). GCM menjadi agenda tersukses dari agenda sebelum-sebelumnya. Selain acara yang benar-benar sukses, lancar, dan cukup berkesan, ruhiyah panitia pra dan hari-H acara cukup terkondisikan. Ruhiyah yang tidak kosong dalam agenda GCM pun jadi pemandangan yang indah dan menjadi pembeda kita sebagai LDK dengan organisasi-organisasi lainnya. Agenda GCM ini cukup memuaskan dan membahagiakan buat saya pribadi hingga menjadi kado terindah waktu itu yang kebetulan bertepatan dengan milad saya.

Lain semester lain cerita, kondisi BKM 2012 perlahan mulai mundur dan memilih berkarya di tempat lain. Itu pun jadi cukup miris, dan baru disadari di bulan ke-9 kepengurusan. Ada hal yang perlu di evaluasi dan cukup disadari oleh beberapa kader BKM 2012 yang masih aktif. Dengan agenda-agenda yang padat kondisi internal BKM 2012 kurang terperhatikan mulai dari pembinaan, pemahaman, penumpukan amanah, dan mungkin kondisi psikisnya. Itu mungkin yang dirasakan oleh BKM 2012 selama ini, hanya mengerjakan tugas-tugas yang diemban tanpa memperhatikan ukhuwah ataupun kondisi internalnya.

Kondisi BKM 2013 pun cukup jadi sorotan karena di awal-awal semester ganjil kondisi keaktifan ikhwan BKM 2013 minim dalam kuantitas, dan sangat kontras dengan kondisi keaktifan di akhwat.

Di akhwat cukup terkondisikan,mungkin karena peran korwat Widdy yang supel sehingga bisa merangkul dan memang dari pemahaman dakwah pun terlihat sudah bagus dan seorang ADK tulen. Berbeda dengan kondisi saya yang memang orangnya pendiam, kurang bisa merangkul dan pemahaman dakwah yang masih ammah. Bagaimanapun penjagaan kader harus tetap dilakukan khususnya 2013 yang memang akan jadi penerus estafet dakwah ini. Setelah coba dikoordinasikan dengan berbagai pihak, pembinaan/mentoring anggota ini harus kembali diefektifkan. Cukup miris juga, BKM ini sebagai pengurus mentoring tapi pengelolanya sendiri tidak mentoring. Pembinaan/mentoring ini jadi masalah klasik di Assalam dari tahun ke tahun khususnya di ikhwan, saya sendiri belum pernah mengecap yang namanya mentoring di Assalam dan malah lebih dikondisikan pembinaannya di wajihah lain. Hal ini cukup miris untuk LDK sekelas Assalam yang memiliki levelisasi mandiri.

Komitmen mentor, kurang respon mentee dan kesepakatan waktu yang sulit ini membuat mentoring di Assalam kurang berjalan. Maka jajaran pengurus Assalam pun memutuskan untuk pembinaan/mentoring 2013 ini langsung dipegang kadept masing-masing. Alhamdulillah untuk di BKM sendiri meski mentoringnya kurang rutin dan yang hadir tidak cukup banyak, terjadi perubahan kuantitas keaktifan anggota khususnya saat memasuki Mentoring Gabungan dan Closing Mentoring semester ganjil. Penambahan kuantitas keaktifan dari 2013 cukup menjadi pengobat keresahan dan membangkitkan kembali semangat memasuki akhir-akhir kepengurusan ini :’(

Kuantitas keaktifan dan semangat mereka yang menggebu-gebu baik ikhwan maupun akhwat BKM 2013 menjadi kebahagiaan yang sulit dilukiskan buat saya ataupun Teh Widdy. Ukhuwah kami seakan semakin rekat dengan seringnya agenda ataupun bercakap cakap di medsos whatsapp yang cukup membantu kesolidan kamiyang juga membuat saya berat untuk meninggalkan BKM ini J. Semangat dan kebahagiaan saya pada waktu itu sederhana, yaitu dengan melihat keaktifan dan semangat BKM 2013. Semangat, bahagia, dan terharu bercampur mewarnai di akhir-akhir kepengurusan ini meskipun sempat ada rasa sesal yang seharusnya masih bisa memaksimalkan anggita BKM 2013 dan BKM 2012.

Di Assalam secara keseluruhan, di akhir-akhir kepengurusan ini atau di semester ganjil benar-benar merasakan nikmatnya berjalan di jalan dakwah ini. Proses setengah tahun untuk mecoba saling memahami dan mengerti serta menjalani program dakwah secara bersama-sama membuahkan ukhuwah yang begitu rekat. Assalam Generasi IX, orang lain mungkin hanya melihat kami sebagai sekumpulan orang yang mengurus dan menjalankan program kerja di Assalam. Itu salah besar, lebih dari itu kami berusaha untuk memperjuangkan dakwah dan menebarkan nilai-nilai Islam di kampus tercinta ini.

Dengan tertatih kami jalani bersama-sama, kami sadari dalam hal ibadah ataupun 10 muwasafat muslim yang kami perjuangkan belum sempurna kami laksanakan. Namun itu tidak jadi alasan buat kami harus berhenti berdakwah. Dengan kami berusaha istiqamah di jalan dakwah ini kami pun semakin termotivasi untuk berusaha meningatkan ibadah supaya tidak jatuh ke ancaman Allah dalam firmanNya yang berbunyi:
Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan” (Asshaff:3).
Semoga Allah mengampuni. Bicara niat atau hati pun kami tidak selamanya lurus untuk berjihad karena Allah, kejenuhan atau rutinitas yang padat sangat berpotensi membelokkan niat kami, namun insya Allah rabithah yang dilantunkan dalam penutup agenda-agenda dakwah ataupun di waktu pagi dan sore hari senantiasa jadi pengingat dan penguat kami untuk kembali meluruskan niat melakukan semua ini hanya mengharapkan ridha-Nya.

Desember 2014, selesai sudah masa pengabdian di BKM dan Assalam ini, ingin rasanya membayar rasa sesal yang pernah dialami dan ke-kurang-maksimal-an menjalankan amanah dengan memberikan warisan yang berharga berupa pengalaman atau apapun yang bisa membuat BKM lebih baik. Dan harapannya tulisan ini pun setidaknya memberikan pengetahuan lebih tentang perjalanan yang akan mereka (BKM 2013) jalani selama setahun nanti dan menghindari hal/contoh kurang baik yang kami lakukan setahun kemarin.

Setelah masa kepengurusan berakhir, ternyata tidak gampang lingkaran dakwah ini ditinggalkan begitu saja. Kebersamaan dengan sahabat-sahabat di BKM begitu berharga dan semakin sulit tatkala memperhatikan semangat para BKM muda dalam merancang mentoring kedepan. Moment Assagana (Assalam Tanggap Bencana) yang luar biasa menyentuh hati dan memperluas eksistensi dakwah di masyarakat, meskipun pada waktu tidak ikut bergabung namun ada rasa kebahagiaan dan kebanggan tersendiri menjadi bagian dari Assalam. Dan tentunya kebersamaan antar pengurus yang terajut dalam indahnya ukhuwah menjadi moment yang sulit dilupakan. Suka dan duka, bahagia dan sedih, bangga dan kesal bercampur menemani perjalanan dakwah setahun kemarin :’(.

Ya Rabb, begitu agung karuniaMu, begitu besar nikmatMu, begitu indah skenarioMu. Bersyukur di tahun ini dipertemukan dengan orang-orang yang luar biasa dan memegang amanah yang luar biasa. Suka dan duka dijalani selama setahun ini, alhamdulillah membuahkan pelangi yang indah berupa lahirnya para mujjahid muda di BKM, berupa kebahagiaan merasakan indahnya ukhuwah islamiyah, dan terjadinya moment hijrah. Uhibbukum fillah, semoga persaudaraan ini abadi sampai jannah-Nya aamiin.

Sekian cerita singkat bagaimana pelangi dakwah yang menghampiri saya selama ini, diawali dengan perjalanan berliku, suka duka, keresahan, dsb hingga memunculkan pelangi dakwah yang indah. Terima kasih saya haturkan kepada BKM atas ukiran kebahagiaan yang kalian ciptakan, mohon maaf tidak bisa jadi contoh yang baik. Kepada Assalam yang telah mempercayakan amanah yang luar biasa ini, mohon maaf tidak bisa menjalankan amanah ini dengan baik dan maksimal. Kepada KAMMI yang telah pertama kali mengenalkan dunia dakwah dan mentoringnya, mohon maaf akhir-akhir ini kurang aktif dan tidak bisa membalas semua yang didapat ini dengan balasan yang sepadan, semoga Allah yang akan membalas semua kebaikan teman-teman KAMMI semua aamiin.

(Sabit Parid)