Saya adalah seseorang yang kalem, pendiem, gak suka ngomong di depan umum, dan lain-lain. Saya bukanlah siapa-siapa dan bukan pula apa-apa. Di Assalam saya hanyalah orang yang awalnya tersesat di jalan yang benar dan saat ini pun masih tersesat meski dengan kadar yang lebih sedikit. Yaa tersesat di jalan yang benar. Saya tahu dan yakin jalan yang saya lalui saat ini adalah benar tapi saya bingung dengan apa yang harus saya lakukan, sesuatu yang sesuai dengan apa yang harus dilakukan di jalan ini. Ungkapan yang bukan mengada-ada, saya rasa.

Saya bukanlah anggota rohis di SMA dulu. Saya pun tidak pernah sama sekali ikut organisasi, baik organisasi agama maupun organisasi lainnya. Saat kuliah inilah saya mulai memberanikan diri untuk mulai ikut berorganisasi, tujuannya jelas, mengasah “softskill” katanya...

Saya orang yang beruntung masuk Assalam. Sampai saat ini pun saya masih belum mengerti bagaimana bisa saya ikut CMOS 1 Assalam padahal dulu sama sekali gak ada temen yang dikenal, dan nginep pula di Lembang. Males banget lah kalau dipikir-pikir mah. Tapi dorongan untuk ikut Assalam ternyata mengalir deras. Inilah hidayah-Nya yang sangat luar biasa, bahkan bisa jadi salah satu hidayah paling keren yang pernah saya terima.

Saat CMOS saya mendapat kenalan baru, yaitu Maul. Hanya Maul. Maklum lah saya orangnya tidak supel, jadi hasil CMOS selama 2 hari dan diikuti lebih dari 20 orang hanya mengasilkan 1 teman baru.. lumayan lah :D 

Beberapa saat setelah CMOS, seluruh peserta CMOS diwajibkan ikut Open Recruitment untuk memilih departemen yang diminati, bertempat di LH. Karena males, OR tersebut tidak saya hadiri padahal itu sesuatu yang penting. Untungnya ada OR susulan yang dilaksanakan dengan mengisi form di internet. Disitu kita diwajibkan memilih 2 departemen yang diminati. Saya sangat tertarik pada departemen syiar, karena departemen syiar adalah ujung tombak dari organisasi dakwah ini. Tanpa pikir panjang saya memilih departemen syiar sebagai prioritas pertama (dulu syiar belum digabung dengan media). Prioritas kedua lah yang membuat bingung. PSDM dan BKM sangat tidak saya pahami job desc nya. Danus, biro kestari males juga dan bingung nanti apa yang akan dilakukan. Apalagi media gak ada bakat sama sekali lah. Humas... boleh lah meskipun tidak ngerti juga job desc nya tapi yang ada di bayangan saya adalah departemen ini akan memberi saya  banyak link dan kenalan-kenalan baru. 

Beberapa minggu kemudian pengumuman departemen pun di-realase dan Muhammad Asril Maulana ditetapkan masuk Departemen Humas. Setelah bertanya kepada beberapa senior, ternyata yang menyebabkan saya masuk Humas dan tidak masuk syiar adalah karena kuota syiar sudah penuh saat OR pertama di LH. Ada sedikit kekecewaan dan penyesalan... tapi ya sudahlah, ini takdir-Nya.
Ketua departemen saat itu adalah kang yayan. Humas ini lumayan jarang syuro, tapi sekalinya syuro, seringkali tidak bisa saya hadiri karena bentrok dengan agenda himpunan. Dalam setahun bisa jadi saya hanya ikut 3-4 kali syuro saja, dan hanya beberapa kali mengikuti agenda-agendanya. Ya dari situ terpampang nyata mengapa saya tidak paham dengan seluk beluk Humas sendiri.


Source: http://diskominfo.jabarprov.go.id/


Selang beberapa waktu muncul ketidaknyamanan di Assalam ini. ketidaknyamanan ini dipengaruhi banyak faktor: kecewa karena tidak masuk departemen syiar, gak ada temen di Assalamnya, dan bingung dengan agenda Assalam yang luar biasa banyak tapi serasa tidak mendapat manfaat untuk diri pribadi. ketidaknyamanan ini juga yang membuat saya tidak ikut serta di PIF 2013, CMOS, mentoring, pelatihan-pelatihan, dll. Saya hanya mengikuti beberapa agenda Humas saja seperti FSIROH, jaulah Assalam dan penerimaan kunjungan dari LDK lain. Hanya itu.

Ketidaknyamanan itu pun memunculkan niat untuk keluar dari Assalam dan tidak akan aktif lagi di lembaga dakwah kampus yang keren ini. Screening ketua umum baru pun tidak saya hadiri, jelas karena saya sudah berniat tidak akan aktif lagi di Assalam. Jadi mau siapa pun yang jadi ketumnya ya mangga we.
Tapi Allah SWT. Sangat baik kepada saya. Dia mendengar niat buruk itu. Tak lama setelah terpilihnya ketum baru, hari minggu tanggal 22 Desember 2013 (kalo gak salah) sore hari, hp bergetar. Ada sebuah sms masuk dari Kang Umam yang isinya “Assalamualaikum akh asril gimana kabarnya?”. Sms yang mencurigakan dan agak ragu untuk membalasnya(udah ada feeling ga enak). Akhirnya malem baru memberanikan diri untuk membalas. Setelah dibales ternyata beliau menawarkan amanah menjadi Kadep Humas. Posisi yang sangat sangat horror menurut saya. Saya langsung menolaknya dengan berbagai alasan dan memberi masukan agar Kader yang lain aja yang menjadi Kadep Humas, nama-nama tersebut adalah Gama, Dede, dan Rahmat. Menurut saya mereka jauh lebih layak dan kompeten untuk mengemban posisi tersebut. Tapi beliau bilang Gama akan di plotkan menjadi Sekjen, Dede di DKM, sementara Rahmat di KAMMI, dan tidak ada lagi Kader Humas yang bisa dijadikan opsi. Kemudian malam itu saya balas “gimana besok aja ya kang hehe mau di pikir-pikir dulu”. Dari situ saya mulai bingung apa yang nanti saya lakukan jika saya menjadi Kadep, dan berpikir apakah saya mampu memikul beban ini selama setahun ke depan. Ya wajar saja ini organisasi pertama saya dan saya gak tahu cara-cara berorganisasi. Dan akan menjadi amanah pertama jika saya menerimanya. Hal itulah yang menjadi bahan pemikiran pada malam itu selain tugas-tugas kampus yang menunggu gilirannya untuk dipikirkan juga.

Keesokan paginya, hp kembali bergetar pertanda ada sesorang yang menagih sebuah janji. Tepatnya tanggal 23 Desember 2013. Tidak tau kenapa selama semalam dorongan untuk menerima amanah tersebut sangat kuat. Saya yakin ini adalah jawaban doa yang saya panjatkan. Dan innalillahi wa innailaihi roojiun, saya mengambil resiko tersebut. amanah petama di organisasi pertama. Sip! dan langsung sertijab hari itu juga... iya HARI ITU JUGA!!! Dan sepertinya saya adalah Kadep terpilih yang terakhir, karena fixasinya baru dilakukan H-beberapa jam sebelum sertijab, anggapan itu pun diperkuat setelah berbincang dengan Kadep yang lain akhir-akhir ini, dimana mereka difixasi H-3 hari sertijab dan bahkan lebih. Sepertinya DPA pada saat itu sangat bingung menentukan Kadep Humasnya, hehe.

Sertijab berlangsung jam setengah 5. Dari sederet nama yang menjadi penguin (pengurus inti) tidak ada yang saya kenal kecualiPpak Sekjen yang memang berasal dari departemen yang sama. Selebihnya saya tidak kenal dengan penguin yang lain dan beberapa diantara mereka sepertinya baru saya liat pada hari itu. Setelah setijab saya langsung pulang tanpa berbincang-bincang dulu dengan yang lainnya dan langsung mengadu kepada Allah SWT. akan keputusan yang di ambil hari ini dan meminta bantuan-Nya agar dimudahkan dalam memikul beban berat ini.

Seminggu kemudian syuro perdana di kortim jam 6 pagi, kalau gak salah hari selasa. Jarkoman syuro ini sudah dikirim beberapa hari sebelumnya, tujuannya agar peserta syuro perdana banyak, dan hasilnya subhanallah peserta syuro berjumlaaaaah... 2 orang. Kadep dan Korwat saja. Meskipun setelah itu ada Korwat BKM juga yang ikut gabung, mungkin karena kasian dengan jumlah peserta syuro yang hanya 2 orang. Tapi saya tetap berhusnudzon barangkali yang lain masih di jalan menuju kortim. Pada saat itu agenda syuro adalah membahas visi misi, keanggotaan, proker,dll. Kebingungan muncul dari kedua belah pihak. Maklum Korwatnya hasil bursa transfer dari BKM, dan Kadepnya meski asli Humas tapi juga tidaklah terlalu paham. Sehingga kita mencoba mendiskusikannya dengan perlahan, dibantu dengan file-file yang diberi oleh para pendahulu kami. Hingga akhir peserta syuro tidaklah bertambah. Kondisi yang sangat memprihatinkan kawan, sungguh berat untuk Kadep Humas baru ini. Tapi kejadian itu membuat Kadep Humas ini menjadi lebih tangguh, syuro-syuro berikutnya pun seringkali dengan kondisi yang sama, hanya berdua di kortim. Sebuah pelajaran bagi Kadep-Kadep terpilih yang baru, yang terpenting kita sudah mengajak mereka. Kalaulah dalam pelaksanaannya mereka tetap tidak ada karena kesibukannya masing-masing, jangan galau dengan masalah tersebut, karena seiring berjalannya waktu, diri kita akan kebal dengan kondisi itu (seperti muncul antibiotik dalam diri). Selang beberapa waktu, muncul Sekjen yang menjadi orang ketiga di syuro Humas sekaligus memecah kesunyian dan keheningan syuro Humas, maklumlah saya masih sangat sangat canggung dalam melaksanakan rapat.

Proker-proker mulai kami jalani dibantu oleh anggota Humas 2012 yang lain. Mulai dari proker Assagana, FSIROH, jaulah Humas dan pelatihan kehumasan.

Proker Assagana. Proker pertama kami. Baru beberapa minggu mengurus, bencana bermunculan silih berganti. Mulai dari meletusnya Gunung Kelud, Sinabung, dan banjir Subang. Kami berinovasi dalam Assagana ini, yaitu dengan penggalangan dana dengan langsung turun ke jalan. Tempat yang kita pilih adalah perempatan pasteur dan sebagai tambahan juga penggalangan dana dilakukan di Pasar Gerlong dan Cibogo. Kami memilih perempatan Pasteur karena pada sore hari, jalanan ini sangat ramai oleh kendaraan bermotor. Tak ada salahnya mencoba menjadi fasilitator mereka. Kendala utama Assagana saat itu adalah SDM. Kebetulan POLBAN sedang libur, sehingga kebanyakan dari Kader pulang kampung. Untunglah Kadep dan Korwat Humas tinggal di bandung sehingga mudah diberdayakan. Kami menggalang dana selama 2 hari dengan SDM yang berjumlah 6 orang. Dana yang tekumpul saat itu mencapai kisaran Rp1.000.000. Hasil yang sangat menakjubkan saat itu, meski hasil rekor tersebut sudah dipecahkan oleh Assagana tahun ini yang berhasil meraup dana lebih dari 3 juta rupia kisaran Rp3.000.000. Masya Allah.. semoga Assagana tampil lebih keren lagi di tahun-tahun mendatang. 

FSIROH menjadi proker yang paling berat menurut saya. Karena dibutuhkan kesabaran yang ekstra dalam mengahadapi Kader-kader rohis tiap himpunan/ikatan yang notabene sibuk dengan agendanya masing-masing. Menjadi hal yang sudah biasa dirasakan jika diharkosin, dicuekkin, dan lain-lain oleh anggota rohis. Tetapi melihat potensi yang dimiliki FSIROH, membuat semangat harus saya pacu terus dan terus dijaga agar potensi yang ada bisa tereksplor. Dengan begitu POLBAN MADANI 2016 lebih mudah dicapai. Untunglah beberapa bulan terakhir urusan FSIROH ini dibantu oleh para pengurus FSIROH yang baru terpilih 3 bulan terakhir. Orang-orang yang luar biasa yang tak kenal lelah meski sangat berat dalam mengurusi FSIROH ini.

AMD (Assalam Masuk Desa) proker yang penuh dengan kontroversi. Awal peluncurannya mendapat penolakan dari para akhwat. Alasan penolakannya itu pun kurang logis menurut saya. Humas telah merancang proker ini sedemikian rupa tapi digagalkan hanya dalam beberapa menit saja (sakitnya tuh disini). Saat itu tidak ada daya dan upaya untuk melawan penolakan itu karena mayoritas dari ikhwan pun setuju dengan pendapat akhwat yang membuat proker ini gagal diluncurkan. Enam bulan berselang diadakan momen sharing selama 6 bulan kepengurusan, karena barangkali ada hal-hal yang mau dibagi bersama. Itulah momen untuk melawan penolakan sebelumnya terhadap AMD. Selama 6 bulan ini, saya mencari agar AMD bisa tetap diluncurkan dan dilaksanakan meski mulai dari pertengahan kepengurusan. Tak apalah, tidak ada kata terlambat untuk berbagi kebahagiaan. Disana saya bagikan semua unek-unek saya tentang AMD. Inilah mukjizat yang diturunkan oleh Dzat yang kuasa membolak-balikkan hati. Semua setuju dengan usulan AMD yang harus tetap ada dan dilaksanakan, meski awalnya masih saja ada yang tidak setuju. Kemenangan untuk AMD (horeeeee Allahu Akbar!!!). Kami laksanakan AMD tiap hari minggu jam 2 di Desa Cibadak. Lumayan walau seminggu sekali, tapi setidaknya kita membuat mereka menjadi lebih dekat dengan Penciptanya, lebih dekat dengan Islam, lebih dekat dengan Al-Qur’an, dan lebih dekat dengan masjid.

Proker terakhir yaitu jaulah Assalam. No comment lah untuk proker yang satu ini hehe. Yang terpenting ilmu yang kita dapat dari SALAM UI sangat luar biasa dan mudah-mudahan hal-hal baiknya bisa diterapkan oleh Assalam X. Dan jaulah tahun depan harus jauh jauh jauh lebih baik dari tahun ini. :D 

Dan ternyata, setahun sudah saya berada di Departemen Humas ini. Suka, duka, pahit, manis, asam, asin, gurih, hambar,dan lain-lain sudah saya rasakan. Sekarang saatnya tongkat estafet Humas saya serahkan ke pada Humas Gen X, Humas 2013. Terimakasih juga 2012 ada Yudo, Rahmat, Korwat, Teh Putri, Teh Vanny, dan Teh sumi yang selalu membantu dalam mengerjakan agenda-agenda Humas dan memberikan ide-ide brillian, meski seringkali saya kesampingkan dulu karena melihat kondisi di lapangan yang tidak memungkinkan. Pokonya setahun yang luar biasa, belum pantas rasanya menjadi pemimpin orang-orang hebat ini, orang-orang yang pengalaman organisasinya sudah menggunung, orang-orang yang amalannya jauh lebih banyak dari saya. Beruntung lah saya dipertemukan dengan orang-orang hebat ini sehingga banyak pelajaran dan motivasi yang bisa saya ambil dari orang-orang ini. Tak lupa terima kasih juga Korwat Humas yang sangat tangguh yang juga diberi julukan oleh para ikhwan sebagai “komandan aksi”, karena dimana ada aksi, disitu ada Korwat Humas hehe jiwa Humas nya sudah meresap ke darah dagingnya, gak sia-sia lah transfer dari BKM. 

Saya yakin Humas X bisa jauh lebih baik dari kepengurusan saya, terlihat dari potensi yang mereka miliki. Karakter anak-anak Humas 2013 ini sangat-sangat unik. Ada yang tidak bisa diam meskipun hanya semenit hehe, ada yang kalem tapi semangatnya menggebu-gebu, ada juga yang berpotensi meneruskan jejak “komandan aksi”. Unik-unik lah pokonya. Keunikan dan potensi ini pun mudah-mudahan memberi dampak yang baik bukan hanya untuk Humas tetapi juga untuk Assalam secara umum. Keunikan dan potensi ini pun membuat sangat sulit bagi saya untuk move on dari Humas.
Sampai saat ini saya masih belum percaya dengan kejadian satu tahun ke belakang ini. Seorang yang pendiam dan tidak supel bisa menjalankkan tugas menjadi ketua Humas yang dituntut untuk mudah berhubungan dengan banyak orang. Hal yang tidak bisa diterima oleh logika. Tapi disinilah saya melihat pertolongan Allah yang sangat nyata. Untuk orang-orang yang memiliki watak yang hampir sama dengan saya, jalankan amanah yang kalian dapat saat ini dengan gaya dan cara kalian sendiri. Tak perlu mencoba untuk menjadi orang lain karena setiap orang memiliki keunikan dan cara nya masing-masing.  begitu pun dengan watak yang lainnya juga. Kerjakan amanah kalian dengan cara kalian masing-masing agar hasil yang didapat pun lebih optimal. Beban yang kalian terima saat ini pasti mampu kalian pikul hingga akhir kepengurusan dan yakinlah Allah selalu bersama kita.


Maaf yah karya pertama yang geje dan garing. Mudah-mudahan karya yang berikutnya bisa lebih baik lagi.. Aamiin.

(Muhammad Asril Maulana)