Percaya atau tidak, ternyata seorang korwat memiliki peran yang sangat strategis dalam dakwah kampus, serta buruk dan baiknya sebuah LDK dipengaruhi juga oleh peranan seorang korwat.



Seorang aktivis dakwah kampus tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah Koodinator Akhwat atau yang lebih sering dipanggil korwat. Ya, koordinator akhwat ialah salah satu sosok penting dalam perjalanan sebuah lembaga dakwah kampus, Korwat berperan sangat signifikan dalam menjaga keseimbangan lembaga dakwah kampus dan sebagai penjaga nilai dari sebuah Lembaga Dakwah Kampus.

Namun ternyata masih banyak aktivis dakwah kampus yang memandang sebelah mata peran dan fungsi dari seorang korwat, padahal baik dan buruknya sebuah LDK ditentukan pula oleh peran dari seorang korwat, di mana seorang korwat memiliki peranan yang sangat penting dalam dakwah kampus khususnya dakwah kemuslimahan.Terutama dalam kondisi dakwah kampus yang sangat menjaga nilai dan adab antara muslim dan muslimah.

Dakwah kepada seorang muslimah membutuhkan pendekatan khusus, pendekatan ini hanya bisa dilakukan oleh seorang korwat, yakni pendekatan “heart to heart”, atau hati ke hati. yang mana pendekatan heart to heart ini sangat sulit sekali dilakukan oleh seorang ikhwan yang lebih memiliki sifat “cuek” atau “terlalu rasional” terhadap sesuatu. Maka jelaslah bagaimana pentingnya keberadaan seorang korwat dalam sebuah LDK.

Seorang korwat memiliki peranan yang sangat besar dalam arah gerak suatu LDK, lalu apa saja peranan seorang korwat dalam membangun gerak dakwah kampus yang baik? Berikut beberapa peran seorang akhwat dalam dakwah kampus :

1. Fungsi Managerial

Fungsi yang pertama ialah fungsi managerial (me-manage sesuatu) yang berarti mengkoordinir, mengatur dan memimpin kader akhwat dalam sebuah LDK, departemen atau kepanitiaan. Fungsi managerial ini sangatlah sulit karena erat kaitannya denga bagaimana caranya seorang korwat bisa mengetahui sampai sedetail mungkin sifat dan karakter setiap kader akhwat dalam tim, serta membimbing mereka agar produktif dalam  dakwah. Terkadang dalam kondisi yang sangat mendesak untuk memutuskan suatu perkara dalam sebuah LDK atau deparetment, syuro sengaja dipisahkan antara ikhwan dan akhwat (dibagi berdasarkan gender). Dan disinilah peran korwat sangat dibutuhkan, korwat lah yang memimpin para kader akhwat dalam syuro ini. Dan di lain kesempatan ia pula yang diharapkan bisa menjadi tempat curhat bagi para kader akhwat dalam suatu LDK atau departemen, ia harus selalu memberi motivasi dan memberi ucapan selamat atas keberhasilan dakwah dari para kader akhwat

2.  Fungsi Controlling (Pemantauan)

Seorang korwat memiliki fungsi controlling, dimana ia memiliki kewajiban untuk memantau kondisi para kader akhwat dalam sebuah LDK atau departemen, baik kondisi ruhaniyah, ataupun jasmaniyah. Karena kedua kondisi ini sangat mempengaruhi gerak dakwah seorang kader. Oleh karena itu seorang korwat diharapkan bisa peka terhadap sesuatu yang terjadi pada seorang kader akhwat dan memberikan treatment khusus jika ada masalah atau kendala pada kader akhwat.

3. Fungsi Upgrading (Pembinaan/Peningkatan)

Seorang korwat memiliki peran untuk memberikan pengetahuan, pengalaman, saran serta motivasi kepada para kader akhwat. agar nantinya para kader akhwat dapat menjalankan amanah dakwah dengan baik dan penuh semangat. Peningkatan kemampuan internal ini adalah bagian dari pembinaan departemen yang memang harus dilakukan. Harapannya dalam pembinaan ini seorang korwat dapat membentuk calon penggantinya di kemudian hari. Oleh karena itu seorang korwat dituntut untuk memiliki akhlaq, amalan dan keilmuan serta pengalaman yang lebih dibandingkan dengan kader akhwat yang lain.

4. Fungsi Komunikasi

Seorang korwat dituntut untuk dapat memancing aspirasi/usulan dari para kader akhwat dan menampungnya untuk disampaikan ke kepala departemen atau untuk dibahas di syuro. Termasuk pula melanjutkan pesan atau aspirasi kader ikhwan/kepala departemen kepada kader akhwat terkait syuro, kegiatan atau hal penting lainnya. Fungsi komunikasi ini juga memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga kader akhwat dari komunikasi yang berlebih dengan kader ikhwan.

5. Fungsi Penyeimbang dan back up

Seorang korwat diharapkan sebagai penyeimbang dalam sebuah tim/departemen yakni menjadi penyejuk departemen yang mungkin terlalu dikejar deadline amanah dakwah. Ia diharapkan bisa menjadi penasehat moril dan pemberi semangat seluruh anggota departemen. Selain itu peranan korwat juga sangat penting dalam memberikan motivasi secara khusus kepada kepala departemen untuk memastikan bahwa amanah dakwah departemen tetap berjalan. Kemudian seorang korwat juga dapat menjadi teman diskusi dan teman bertukar pikiran, seorang kepala departemen terkait permasalahan di departemennya tentunya dengan tetap menjaga batasan syariah.
Secara informal seorang korwat  bisa dikatakan sebagai wakil ketua dari sebuah tim/departemen dimana ia merupakan pengambil kebijakan/keputusan tertinggi kedua setelah kepala departemen. Selain itu seorang korwat diharapkan mampu memotivasi staff ikhwan agar mau memimpin syuro untuk pengambilan suatu kebijakan jika seorang kepala departemen sedang berhalangan hadir.

Dakwah kampus tidak akan bisa berjalan dengan baik tanpa adanya seorang korwat, koordinasi yang baik antara ketua LDK atau departemen dengan sorang korwat merupakan modal yang sangat berharga untuk mewujudkan harmonisasi dakwah kampus yang indah demi terwujudnya tujuan dakwah kampus, yakni kampus yang madani.
Nah itulah beberapa peranan dari seorang korwat, dan pada akhirnya mudah-mudah kita semua bisa lebih menghargai keberadaan dari seorang korwat karena betapa pentingnya peranan seorang akhwat dalam memajukan dakwah kampus.
Semoga bermanfaat !!
Wallahu “alam bisshawab.

(Lutfhi Arif Fadillah)